Catatan,  Ceritaku,  Puisi

Rumah yang Dirindu

Pagi ini sengaja
Melewati sebuah bangunan 
Bersejarah dan ada banyak cinta disana
Lebur bersama majunya waktu

Keluarga bahagia

Kulihat sekilas
Masih berdiri tegap
Dengan penampilan yang berganti
Terlihat dua anak berlarian bahagia

Memoripun kembali melayang
Saat kami tertawa bahagia
Makan mie satu piring bersama
Buatan tanganya yang lembut

Melintas saat ayah memarahi
Tak ada bentakan, pelototan kasar
Memberi nasihat dengan intonasi biasa
Tapi masuk kedalam relung

Tembok tembok itu menjadi saksi
Canda tawa haru tangis mewarnai
Perjalalanan langkah langkah dunia
Beberapa anak manusia

Merindu
Tempat bercanda & tertawa
Hangat menenangkan
Surganya dunia
Tempat itu adalah rumah

8 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *