Setelah homeschooling jadi hot topics di mana-mana, sekarang mulai terdengar istilah baru lagi di dunia pendidikan, travelschooling. Wah makhluk apa lagi nih? Hihi.
Well, jaman memang sudah berubah. Dunia kreatif makin berkembang, sehingga banyak orang kini tak lagi menempuh satu macam solusi saja bagi pendidikan, tetapi bisa bermacam solusi.
Ruang kelas kini tak tak lagi terbatas sekat dinding. Ada banyak cara untuk belajar, termasuk tempat untuk mengejar ilmu.
Daaan, travelschooling bisa menjadi pilihan, terutama bagi keluarga yang memang merasa belajar di sekolah saja belum cukup.
Dari asal katanya, travelschooling bermakna belajar sambil jalan-jalan. Nah, jalan-jalannya tapi jangan diartikan bepergian ke tempat-tempat wisata mewah dan menginap di hotel mewah lho ya. Setiap keluarga yang ingin melakukan travelschooling dapat menempuh perjalanan kemana saja, meski hanya di dalam kota. Yang penting, tujuannya adalah untuk menambah wawasan, memperkaya pengalaman, dan tentu saja..belajar! ๐
Travelschooling pun tidak wajib menginap. Keluarga dapat mengajak anak-anak berkeliling ke berbagai tempat edukatif terdekat yang bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1-2 jam saja. Contohnya, ke museum, kebun binatang, kebun buah, atau bahkan ke kota/kabupaten sebelah.
Tapi, bila ingin bepergian agak jauh, maka menginap bisa menjadi pilihan untuk menghemat energi.
Jadi, apakah travelschooling isinya cuma jalan-jalan aja?
Ya enggak donks! Hehe.
Inilah yang membedakan travelschooling dengan travelling.
Pada travelschooling, anak-anak dapat belajar berbagai bidang keilmuan. Misalnya, belajar geografi dengan mempelajari cara membaca peta atau pun memetakan rute perjalanan. Mereka juga dapat belajar matematika dengan memperkirakan waktu tempuh, menghitung jumlah uang yang disiapkan ataupun sisa uang yang masih harus dihemat. Belajar ilmu sosial, komunikasi, dan agama islam saat berinteraksi dengan orang-orang yang ditemui selama perjalanan. Juga belajar manajemen saat mengelola semua sumber daya yang diperlukan saat melakukan travelschooling (mengatur jadwal keberangkatan, istirahat, makan, dll).
Anak-anak juga dapat diajak untuk belajar membuat jurnal di sepanjang perjalanannya pada kegiatan ini, lalu membuat laporan sekembalinya mereka dari travelschooling.
Tuh, buanyak banget kan yang bisa dipelajari?
Yuk ahh Bunda, mulai rencanakan travelschooling kita. ๐