Portfolio merupakan salah satu pilihan pendokumentasian hasil belajar yang paling populer bagi keluarga pesekolah rumah, dan saat ini mulai diminati pula oleh keluarga yang anak-anaknya bersekolah formal.
Yang dimaksud dengan portfolio adalah kumpulan hasil proses pembelajaran, yang berupa pendokumentasian keping-keping karya ataupun cuplikan perkembangan kemampuan anak, yang bentuknya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan dan situasi pembelajaran yang sedang berlangsung, serta tahapan usia anak.
Contoh bentuk portfolio misalnya:
- Foto-foto kegiatan
- Gambar/desain/sketsa/lukisan
- Cerita/buku harian
- Jurnal proyek ataupun jurnal kegiatan belajar/penelitian
- CD berisi kumpulan coding
- Sertifikat kelulusan dari berbagai kelas online yang pernah diikuti
- dan lain-lain
Dengan keberadaan portfolio yang tidak seperti rapor (hanya memuat nilai atau indeks hasil), keluarga dan pihak lain yang berkepentingan dapat lebih mudah menilai proses belajar anak, dan segera mendapatkan gambaran sejauh mana (atau sedetil apa) kemampuan anak.
Di beberapa negara lain bahkan kampus-kampusnya tidak lagi mensyaratkan ijazah SMU/sederajat sebagai syarat administrasi masuk perguruan tinggi, melainkan lampiran portfolio sebagai syarat utama, yang disertai proses interview dengan calon mahasiswa.
Untuk anak usia dini (<7 tahun) portfolio dapat dibuat lebih sederhana, dengan mencatat semua perkembangan si kecil yang dianggap paling “berkesan” bagi keluarga dalam sebuah diary, dan mencatat sifat-sifat ataupun sikap unik yang terlihat menonjol padanya. Misal:
- cerita tentang langkah pertama si kecil
- keahlian si kecil bergerak (memanjat, melompat, berenang, dll)
- keahlian bicara si kecil (kata pertama, kalimat pertama, kisah pertama, dst)
- si kecil mahir mengatur dan mempengaruhi teman (influence)
- si kecil selalu punya banyak ide, mampu menyelesaikan masalah dengan cepat, dll.
- si kecil hobi mengerjakan worksheet. Catat pula workbook yang telah diselesaikannya.
- dll
Sedangkan untuk anak-anak usia 7 tahun+, yang mulai lebih banyak beljaar pengetahuan-pengetahuan kognitif dan pengalaman belajarnya makin bertambah, bisa dibuatkan lebih detil, misal dengan mengajaknya membuat sendiri jurnal-jurnal belajarnya, karya wisata, dan lain-lain, sambil orangtua tetap membuatkan jurnal utama.
Kalau untuk usia 9 tahun+ yang sudah mulai menekuni fokus minat dan bakatnya, portfolio bisa disusun sendiri oleh anak dengan lebih spesifik, sehingga dari portfolio tersebut keluarga dan orang lain akan langsung mendapatkan gambaran besar tentang potensi anak.
Yang perlu digarisbawahi, portfolio tidak menekankan pada perolehan NILAI, melainkan pada PERJALANAN pembelajaran berupa KARYA NYATA maupun perkembangan karakter anak.
Jadi semua bagian yang kita anggap perlu didokumentasikan, bisa dimasukkan ke dalam portfolio anak. Bahkan catatan kegagalan proyek juga bisa dimasukkan jika kegagalan tersebut dianggap menjadi pencetus keberhasilan pengerjaan proyek anak berikutnya, atau bila dianggap anak belajar sesuatu (mendapat hikmah) dari kegagalan proyek tersebut.
Jadi saat menyusun portfolio, bisa dimulai dengan gagasan:
- Catatan usia anak.
- Tanggal-tanggal penting saat kejadian/pengalaman belajar anak.
- Lampiran (foto/kliping/dll)
- Uraian kegiatan
- Narasi Evaluasi oleh orangtua ataupun anaknya sendiri
- Perencanaan kegiatan/target berikutnya.
Nah, sudah kebayang kan, Ayah Bunda, bagaimana menyusun portflio untuk anak?
Kalau masih penasaran, berikut umimami berikan contoh ringkas portfolio yang dibuat oleh orangtua Paul (salah seorang homeschooler di Amerika) yang dikutip dari buku HOMESCHOOLING karya Mary Griffith:
PORTFOLIO PAUL (dibuat saat usia 15 tahun)
1. KEMAMPUAN MATEMATIKA
- Paul belajar sendiri aljabar, geometri, trigonometri, dan kalkulus dengan menggunakan beragam buku teks. Dia ditempatkan di semester kedua kalkulus di kelas persiapan universitas.
- Paul mahir dalam pemrograman Pascal, C, C++, HTML, dan Java. Sebagai sukarelawan, dia membantu menjalankan situs internet di sebuah organisasi milik negara bagian.
- Dia mengembangkan mesin 3D dalam C++, menjalankan perhitungan matematika yang diperlukan, menciptakan transformasi 3D dan rutinitas translasi 3D, serta memprogram algoritma jenis rumit.
2. KEMAMPUAN MENULIS
- Paul sudah menulis tinjauan mengenai permainan komputer secara profesional (untuk sebuah majalah komputer yang dijual secara nasional) sejak dia berumur lima belas tahun.
- Dia berpartisipasi dalam klub menulis sekolah-di-rumah kami selama empat tahun.
- Dia turut menyunting berita buletin dua bulanan untuk suatu organisasi tingkat negara bagian.
- Saat ini, dia sedang mengerjakan proyek riset/penulisan independen dengan seorang profesor genetika.
3. KEMAMPUAN MEMBACA
- Saat ini, kebanyakan bacaan Paul terdiri dari buku manual komputer, buku-buku pemrograman, buku matematika dan sains.
- Dia sudah banyak sekali membaca beragam mazhab, termasuk literatur klasik, fiksi ilmiah, dan biografi.
4. PENGETAHUAN ILMIAH
- Paul terkesima dengan sejarah alam saat masih kecil, dan mengoleksi berkotak-kotak bebatuan dan binatang-binatang aneh selama bertahun-tahun.
- Dia mempelajari bisbol dan statistik selama bertahun-tahun.
- Kelas Survei Ilmu Fisika (di kelas persiapan universitas) memperkenalkannya pada fisika, astronomi, dam geologi.
- Dia berpartisipasi dalam sebuah laboratorium kimia dan sebuah laboratorium genetika sekolah-di-rumah. Dia sudah mengunjungi NASA, laboratorium Lawrence Livermore, dan pusat-pusat sains serupa.
- Dia sedang belajar kimia untuk universitas (di kelas persiapan universitas).
- Saat ini dia sedang membaca buku ketiga Feynman mengenai kuliah fisika, sebuah buku mengenai algoritma genetika dan buku D’Arcy Thompson, On Growth and Form.
5. PENGETAHUAN TENTANG DUNIA
- Paul sudah banyak tempat di AS dan Canada, baik dengan keluarganya maupun sendirian. Dia bepergian melintasi negara beberapa kali, berhenti di berbagai taman dan situs bersejarah, dan tinggal bersama keluarga-keluarga yang bersekolah di rumah. Dia naik feri ke Alaska dan kembali dengan mobil bersama keluarganya. Dia sudah berkemah di semua daerah Barat. Dia tinggal di sebuah kota kecil di New England selama beberapa minggu dan menghabiskan satu musim panas di sebuah kota terpencil di Washington.
- Paul belajar geografis, sejarah, dan ilmu pengetahuan sosial melalui bacaa, permainan komputer, berbagai karya wisata, dan diskusi.
6. BAHASA ASING
- Paul menyelesaikan dua semester bahasa sandi Amerika (di kelas persiapan universitas).
7. SENI MURNI
- Paul ikut paduan suara French Horn selama bertahun-tahun.
- Paul sudah menggambar (merancang dan menggambar seri kartu biskolnya sendiri). Dia belajar menggambar di kelas persiapan universitas.
8. INISATIF & KONTROL DIRI
- Paul bisa menciptakan sebuah rencana belajar untuk dirinya sendiri dan menyelesaikannya. Dia sedang belajar kimia untuk universitas semester ini tanpa menyelesaikan persyaratan kimia SMU, dan mendapatkan nilai “A” untuk paruh semester pertama.
9. KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
- Paul membantu orang lain dengan masalah pemrograman mereka.
- Paul memainkan permainan strategi untuk bersenang-senang, pernah memenangkan turnamen kartu ajaib, dan unggul dalam masalah logika dan visual.
10. KEMAMPUAN UNTUK BEKERJA DALAM KELOMPOK
- Selama 5 tahun terakhir, Paul dan beberapa temannya bekerja sebagai satu tim untuk membangun kendaraan bagi kompetisi Tech Challenge di Museum Inovasi Tech. Tim ini berhasil merancang dan mengoperasikan kendaraan dengan menggunakan barang-barang yang ditemukan, bahan daur ulang atau bahan-bahan yang tidak mahal.
11. PENDIDIKAN JASMANI
- Paul bersepeda, berjalan kaki, berolahraga, bermain bola raket secara terautr, dan memanfaatkan kesempatan untuk bersenang-senang di luar rumah.
- Paul suka bepergian, memanjat tebing, berkayak, dan berenang.
12. KECINTAAN AKAN BELAJAR
- Paul adalah pelajar yang berdedikasi dan kreatif. Dia belajar dengan harapan bahwa dia akan mempelajari dan memahami bahan yang dipelajari.
- Saat mengunjungi kampus yang dia cita-citakan, dan sepulangnya dari situ bisa menghabiskan berjam-jam di toko buku mencari referensi yang dibutuhkannya. Paul sangat bersemangat jika menemukan toko buku yang menyediakan buku-buku sesuai dengan minatnya.
Itulah secuplik contoh portfolio yang dibuat oleh keluarga Paul.
Format portfolio keluarga lain tentu tidak harus sama persis seperti itu. Setiap keluarga bebas menentukan format dalam menyusun portfolio-nya masing-masing.
Selamat menyusun portfolio anak ya, Ayah Bunda. 🙂